A.
Klasifikasi dan Kualitas Hadis-Hadis tentang Ya’jȗj
dan Ma’jȗj
1. Hadis-hadis
tentang Ya’jȗj dan Ma’jȗj merupakan salah satu tanda dari
tanda-tanda hari kiamat.
a.
Deskripsi Hadis
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ أَبِى عُمَرَ الْمَكِّىُّ - وَاللَّفْظُ
لِزُهَيْرٍ - قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ الآخَرَانِ حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ عَنْ أَبِى الطُّفَيْلِ عَنْ
حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِىِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه
وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ « مَا تَذَاكَرُونَ ». قَالُوا
نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ « إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا
عَشْرَ آيَاتٍ ». فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ
الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم-
وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ
بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ
الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ[1]
Artinya:”Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb, Ishaq bin Ibrahim dan
Ibnu Abi Umar al-Makkiy telah menceritakan kepada kami (teks hadis milik
Zuhair), berkata Ishaq:”Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan yang lain
berkata:” Sufyan bin ‘Uyainah telah menceritakan kepada kami dari Furat
Al-Qazzaz dari Abu Al-Thufail dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari
berkata:”Rasulullah Saw. menghampiri kami saat kami tengah membicarakan
sesuatu, beliau bertanya: "Apa yang kalian bicarakan?" Kami menjawab:
Kami membicarakan tentang kiamat. Beliau bersabda: "Kiamat tidaklah terjadi
hingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya. Beliau menyebutkan tanda
tersebut, yaitu kabut, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari Barat,
turunnya Isa bin Maryam As., munculnya Ya'juj dan Ma'juj, terjadinya tiga
longsor; longsor di Timur, longsor di Barat dan longsor di Jazirah Arab dan
yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat
perkumpulan mereka”.
Hadis di
atas diriwayatkan oleh Muslim lewat dua jalur periwayatan. Kedua jalur
periwayatan ini hanya berbeda dari rawi setelah Furrat al-Qazzaz yang merupakan
thbaqȃt al-tȃbi’ȋn. Sedangkan jalur seterusnya sampai sahabat adalah
sama. Sebagai pendukung dari hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Tirmiziy
sebagai berikut:
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ عَنْ أَبِى الطُّفَيْلِ عَنْ
حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ قَالَ أَشْرَفَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- مِنْ غُرْفَةٍ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ السَّاعَةَ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى
الله عليه وسلم- « لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَرَوْا عَشْرَ آيَاتٍ طُلُوعُ
الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَالدَّابَّةُ وَثَلاَثَةُ
خُسُوفٍ خَسْفٍ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٍ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٍ بِجَزِيرَةِ
الْعَرَبِ وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْرِ عَدَنَ تَسُوقُ النَّاسَ أَوْ تَحْشُرُ
النَّاسَ فَتَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا »[2]
Setelah
melakukan penelusuran dalam kitab-kitab hadis, ternyata hadis yang nomor dua ini
juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad bin Hanbal.
Periwayatan al-Tirmiziy berbeda dengan Ahmad bin Hanbal karena al-Tirmiziy
berguru kepada Bundar, sedangkan Ahmad bin Hanbal langsung berguru kepada
Abdurrahman bin Mahdiy tanpa melalui Bundar. Adapun periwayatan Ibnu Majah juga
mengambil hadis dari Sufyan tetapi Ibnu Majah mempunyai guru yang berbeda
dengan al-Tirmizi dan Ahmad bin Hanbal yaitu Ali bin Muhammad yang berguru kepada Waki’. Adapun periwayatan Abu
Daud mempunyai jalur yang sama dengan periwayatan lainnya yang bertemu pada
Furrat al-Qazzaz, namun Furrȃt juga mempunyai murid yaitu Abu Al-Ahwash yang
mempunyai dua orang murid yaitu Musaddad dan Hannad, Abu Daud berguru kepada
dua orang tersebut.
Berikut
penulis kemukakan ranji sanad hadis tentang Ya’jȗj dan Ma’jȗj
ini merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda hari kiamat:
رسول
الله
|
أبي
الطفيل
|
حذيفة
بن أسيد الغفاري
|
ابن
عمر المكي
|
إسحاق
بن إبراهيم
|
فرات
القزاّز
|
سفيان
بن عيينة
|
أبو
خيثمة زهير بن حرب
|
رسول
الله
|
أبو
سريحة حذيفة بن أسيد
|
أبي
الطفيل
|
فرات
القزاّز
|
أبي
|
عبد
الله بن معاذ العنبري
|
شعبة
|
مسلم
|
مسلم
|
رسول
الله
|
حذيفة
بن أسيد
|
أبي
الطفيل
|
سفيان
|
فرات
القزاز
|
عبد
الرحمن بن مهدي
|
رسول
الله
|
فرات
القزاز
|
أبي
الطفيل
|
حذيفة
بن أسيد
|
سفيان
|
عبد
الرحمن بن محدي
|
رسول
الله
|
فرات
القزاز
|
أبي
الطفيل
|
حذيفة
بن أسيد
|
هناد
|
أبو
الأحوص
|
مسدد
|
رسول
الله
|
سفيان
|
وكيع
|
فرات القزاز
|
عامر بن واثلة أبي الطفيل
|
حذيفة بن أسيد أبي سريحة
|
ابن ماجة
|
الترمذي
|
بندر
|
أبو
داود
|
علي
بن محمد
|
أحمد
بن حنبل
|
Adapun
ranji gabungan dari sanad-sanad hadis tersebut adalah:
b.
Penelitian Kualitas Hadis
1.
Penelitian Sanad
Jalur sanad
hadis yang diteliti adalah jalur yang berasal dari periwayatan al-Tirmiziy,
sebagai berikut:
a. Huzaifah bin Usaid al-Ghifariy
Namanya adalah Huzaifah bin Usaid bin Khalid bin Aghwaz
bin Waqi’ah bin Haram bin Ghifar al-Ghifariy Abu Sarihah.[3] Dia
merupakan sahabat yang berasal dari Kufah dan ikut menyaksikan Hudaibiyah
bersama Rasulullah serta dibai’at dibawah pohon.[4]Dia
meriwayatkan hadis dari Rasulullah, Abu Bakar, Ali, dan Abu Dzar. Muridnya
adalah: Abu al-Thufail, Sya’biy, Ma’bad bin Khalid, Halak bin Abi
Hushain, dan lain-lain.[5]
Dia meninggal pada tahun 42 H[6].
b. Abu al-Thufail
Namanya adalah Abu Al-Thufail ‘Amir bin Watsilah bin
‘Abdillah bin ‘Amr bin Jahsiy atau Juhaisiy bin Jaddiy bin Sa’ad bin Laits bin
Bakar ‘Abd Manah bin ‘Ali bin Kinanah al-Kinaniy al-Laitsiy.[7]
Dia merupakan sahabat yang meriwayatkan hadis dari Rasulullah, Abu Bakar, ‘Umar,
Ali, Mu’az, Huzaifah bin Usaid, Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Nafi’ bin Abd
al-Haris, Zaid bin Arqam, dan lain-lain. Adapun yang meriwayatkan hadis darinya
adalah; al-Zuhriy, Qatadah, Abd al-‘Aziz bin Rafi’, ‘Ikrimah bin Khalid, ‘Amr
bin Dinar, Abu al-Zubair, Yazid bin Abi Habib. Dia meninggal tahun 100 H dan
merupakan sahabat terkahir yang meninggal.[8]
c. Furrat al-Qazzaz
Namanya adalah Ibnu Abiy ‘Abdirrahmaan al-Taimiy Abu
Muhammad, dikatakan juga Abu ‘Abdillah. [9]Dia
meriwayatkan hadis dari Abu al-Thufail,
Sa’id bin Jabir, Hasan, Abu Hazim. Adapun yang meriwayatkan hadis darinya
adalah; al-Tsauriy, Syu’bah, Muhammad bin Jahadah, Isra’il, Syarik al-Mas’udiy,
Sufyan bin ‘Uyainah, Hajaj bin Arthah, ‘Amr bin Abiy Qais, Ibnah Hasan.[10]Menurut
Yahya bin Ma’in dia merupakan orang yang tsiqah. Abdurrahman juga
mengatakan bahwa hadis yang diriwayatkan Furrat adalah shȃlih al-hadȋs (shȃlih
hadisnya). Dalam hal ini penulis tidak mendapati adanya ulama yang men-jarh
beliau.
d. Sufyan
Namanya adalah Sufyan bin ‘Uyainah bin Abi ‘Imran Maimun
al-Hilaliy. Dia merupakan al-imȃm al-kabȋr (imam yang besar) al-hȃfizh
(orang yang hafizh) pada masanya serta syaikh al-Islȃm (syekh Islam).
Dia dilahirkan di kota Kufah pada tahun 107 H, dan mulai mendengar hadis pada
tahun 119 H atau 120H.
Dia mendengar hadis dari Amr bin Dinar, Ziyad bin
‘Ilaqah, Aswad bin Qais, ‘Ubaidillah bin Abi Yazid, Ibnu Syihab al-Zuhriy, Zaid
bin Aslam, Abd al- Malik bin ‘Umair, Hushain bin ‘Abdirrahman, ‘Abdah bin Abi
Lubabah, Musa bin ‘Uqbah, Suhail bin Abi Shalih, dan lain-lain. Adapun yang mendengarkan
hadis darinya adalah; al-A’masy, Syu’bah, Ibnu Juraij, Yahya al-Qatthan, Yahya
bin Ma’in, ‘Abdurrahman bin Mahdiy, Syafi’iy, ‘Abd al-Razzaq,
al-Humaidiy, Ali bin al-Madiniy, Ahmad bin Hanbal, Abu Bakar bin Abi Syaibah,
Ishaq bin Rahawaih, dan lain-lain.[11]Yahya
bin Ma’in dia merupakan atsbat al-Nȃs (orang yang paling tsabit)
serta riwayatnya adalah tsiqah.[12]Abu
Hatim al-Raziy mengatakan dia merupakan seorang imam dalam hadis, tsiqah,
dan a’lam bi hadiȋs ‘Amr bin Dinar.[13] Seluruh
ulama sepakat untuk ber-hujjah dengan hadisnya karena amanah dan
hafalannya yang kuat. Sebagian ulama mengatakan bahwa dia mengalami
ikhtilath pada akhir umurnya sebelum dia meninggal.[14]Dia
meninggal pada Jumadil Akhir tahun 178.[15]
e. ‘Abdurrahman bin al-Mahdiy
Namanya adalah ‘Abdurrahman bin al-Mahdiy bin Hassan bin
‘Abdirrahman al-‘Anbariy.[16]
Dia lebih dikenal dengan Lu’lu’ Abu Sa’id al-Bashariy yang lahir pada tahun
135H.
Dia mendengar hadis dari Sufyan bin ‘Uyainah,
Su’bah, Abu Ya’la ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman al-Tsaqafiy, ‘Ikrimah bin ‘Amir, Yunus
bin Abi Ishaq, Hammad bin Salamah, Aban bin Yazid, Malik bin Anas, dan
lain-lain. Adapun yang mendengar hadis darinya adalah; Ibnu al-Mubarak, Ibnu
Wahab, Yahya, Ahmad, Ishaq, Ibnu Abi Syaibah, Bundar, Abu Khaitsamah,
Ahmad bin Sinan, al-Qawarir, dan lain-lain. [17]
Dia merupakan seorang imam, yang diterima ke-hujjah-an
hadisnya, serta menjadi teladan dalam ilmu dan amalannya (qudwah fi al’ilmi
wa al-‘amal). Khaliliy berkata:“Dia merupakan orang yang idak ada
tandingnya dalam hal ini (hadis). Ahmad bin Hanbal juga mengatakan:”’Abdurrahman
lebih faqih (paham terhadap hadis) dari pada Yahya al-Qatthan”. kemudian
ia juga mengatakan bahwa:“apabila terdapat perbedaan antara ‘Abdurrahman bin
Mahdiy dengan Waki’, maka ‘Abdurrahman
adalah orang yang atsbat (lebih kuat) dari pada Waki’”. Ali bin
al-Madiniy juga berkata:”orang yang paling tahu dengan hadis adalah ‘Abdurrahman
bin mahdiy (a’lam al-naas bi al-Hadȋs)[18] dan
Ilmunya Abdurrahman bin Mahdiy terhadap hadis bagaikan sihir”.[19] Tidak
didapati adanya ulama yang men-jarh beliau. Dia meninggal di kota
Bashrah pada bulan Jumadil Akhir tahun 198 H.[20]
f. Bundar
Namanya adalah Bundar Muhammad bin Basyar bin ‘Usman bin
Dawud bin Kaisan.[21] Dia
dinamakan Bundar karena dia adalah Bundȃr al-hadȋs fȋ ‘ashr baladihi
(orang yang paling hafal terhadap hadis pada masanya di negerinya).[22]
Dia lahir pada tahun 167 H. Kemudian mendengarkan hadis dari; Yazid bin
Ruba’iy’, Mu’tamir bin Sulaiman, Ghundar, Yahya bin Sa’id, ‘Abdurahman bin
Mahdiy, Mu’az bin Mu’az, Mu’az bin Hisyaam, Yaziid bin Haruun, Waki’, dan
lain-lain. Adapun yang mendengarkan hadis darinya adalah: imam kutub
al-sittah (al-Bukhariy, Muslim, al-Tirmiziy, Ibnu Majah, Abu Dawud,
al-Nasa’iy), Abu Zur’ah, Abu Hatim, Baqiy bin Mukhlad, Abdullah bin Ahmad, Abu
Abbas al-Siraj, dan lain-lain.[23]
Abu Hatim berkata dia merupakan orang yang shaduq. Al-‘Ajla juga berkata
dia merupakan tsiqah katsȋr.[24]Tidak
ditemukan adanya ulama yang men-jarh terhadapnya. Dia meninggal pada
bulan Rajab tahun 252H.[25]
g. Al-Tirmiziy[26]
Namanya
adalah Abu ‘Isa bin Muhammad bin Surah al-Sulammiy al-Dharir. Dia lahir pada tahun
209 H. Gurunya dalam mendapatkan hadis adalah; Quthaibah bin Sa’id, Mahmud bin
Ghilan, Muhammad bin Basyar, Ishaq bin Musa, Sufyan, Bukhary, Muslim, Abu Daud,
al-Darimi, Abu Zur’ah, dan lain-lain. Adapun yang mendengarkan hadis darinya
adalah Bukhary, Haitsam bin Kulaib al-Syasi, Makhul bin Fadhl, Muhammad bin
Muhammad Bin ‘Anbar, Hamad Bin Syakir, dan lain-lain. Salah saru karyanya yang
terbesar adalah kitab Jami’ al-Tirmiziy. Dia wafat pada tahun 279 H pada
saat berumur 70 tahun.
Berdasarkan
hal di atas, keseluruhan rawi hadisnya bersambung, dan tidak ditemui jarh
atau ‘illah pada rawi-rawi tersebut. Dengan demikian, hadis di atas
adalah shahȋh al-isnȃd (sahih sanad-nya).
2.
Penelitian Matan
Hadis di atas juga sesuai dengan ayat al-Quran
yang berbunyi:
#sÎ)_¨Lym ôMysÏGèù ßlqã_ù't ßlqã_ù'tBur Nèdur `ÏiB Èe@à2 5>ytn cqè=Å¡Yt ÇÒÏÈ z>utIø%$#ur ßôãuqø9$# ,ysø9$# #sÎ*sù Ïf îp|ÁÏ»x© ã»|Áö/r& tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. $uZn=÷uq»t ôs% $¨Zà2 Îû 7's#øÿxî ô`ÏiB #x»yd ö@t/ $¨Zà2 úüÏJÎ=»sß ÇÒÐÈ
Artinya:”Hingga apabila dibukakan (tembok)
Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), Maka
tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata):
"Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya Kami adalah dalam kelalaian tentang
ini, bahkan Kami adalah orang-orang yang zalim". (al-Anbiya’: 96-97)
Pada
ayat di atas diisyaratkan bahwa keluarnya Ya’jȗj dan Ma’jȗj ni
merupakan salah tanda dari dekatnya kejadian hari kiamat. Karena yang dimaksud
dengan al-wa’du al-haq pada ayat di atas adalah hari kiamat.[27]Di
samping itu, juga tidak didapati adanya hadis lain yang lebih kuat yang
bertentangan dengan hadis ini, serta redaksi atau susunan lafaz hadis ini juga
tidak mengalami kerancuan dan menunjukkan bahwa perkataan tersebut bersumber
dari Rasulullah Saw. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya di antara
lafaz-lafaz hadis tersebut yang bernilai syadz karena tidak adanya hadis
lain yang menyalahinya. Dengan demikian, disimpulkan bahwa hadis ini adalah shahȋh
baik sanad maupun matan-nya.
[1]Abu Husain Muslim bin al-Hajjȃj al-Qusyairiy al-Naisȃbȗriy, Op. Cit.,
h. 1163. Kitab: Fitan wa Asyrȃtu al-Sȃ’ah, Bab: Al-Ayȃt allatȋ Takȗnu
qoblas Sȃ’ah, Hadis No. 2901.
[2]Abu ‘Ȋsȃ Muhammad bin ‘Ȋsȃ bin Sȗrah al-Tirmiziy, Op. Cit., h. 1163. Kitab: Fitan
wa Asyrȃt al-Sȃ’ah, Bab: al-ȂyȂt allatȋ Takȗnu qobla as-Sȃ’ah, Hadis no.
2901:1.
[3]Ahmad bin ‘Aliy bin Hajar Abu Faldh al-‘Asqalȃniy al-Syȃfi’iy, Al-ishȃbah
fȋ Tamyȋz al-shahȃbah, (Beirut: Dȃr al-Jȋl, 1412H), juz. 2, h. 43
[4]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Al-jarh wa
al-Ta’dȋl, (Cairo: al-Fȃrȗq al-Khaditsiyah li al-Thibȃ’ah wa al-Nasyr,
2003M), juz. 4, h. 256.
[5]Ahmad bin ‘Aliy bin Hajar Abu Faldh al-‘Asqalȃniy, Tahzȋb al-Tahzȋb,
(Beirut: Mu’assasah al-Risȃlah, 1416H), Juz. 2, h. 192.
[7]Ahmad bin ‘Aliy bin Hajar Abu Faldh al-‘Asqalȃniy al-Syȃfi’iy, Al-ishȃbah......,
juz. 7, h. 230
[9] Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Aljarh....,
juz. 7, h. 79
[11]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Siyar A’lȃm
al-Nubalȃ’, (Cairo: Dȃr al-Hadȋs, 2006M), juz. 8, h. 454-456
[14] Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman
al-Dzahabiy, Tazkirah al-Huffȃzh, (Beirut: Dȃr al-Kutub al-‘Ilmiyah,
1998M), juz. 1, h. 194
[17]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Siyar....,
juz. 9, h. 192
[24] Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Tazkirah...., juz.
2, h. 73
[27] Abȗ al-Fidȃ’
al-Hȃfizh Ibn Katsȋr al-Dimasqiy, Tafsȋr al Qur’ȃn al ‘Ashȋm......, juz.
9, h. 447
No comments:
Post a Comment