1. Hadis-Hadis
tentang Ya’jȗj dan Ma’jȗj adalah golongan manusia
a.
Deskripsi Hadis
Hadis yang menunjukkan tentang hal ini adalah:
حَدَّثَنِى
إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنِ الأَعْمَشِ حَدَّثَنَا
أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ
- صلى الله عليه وسلم - قَالَ « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى يَا آدَمُ . فَيَقُولُ
لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِى يَدَيْكَ . فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ
النَّارِ . قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ
وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ ، فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ
حَمْلٍ حَمْلَهَا ، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى ، وَمَا هُمْ بِسُكَارَى ،
وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيُّنَا
ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ « أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلٌ ، وَمِنْ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ أَلْفٌ » . ثُمَّ قَالَ « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، إِنِّى
أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ » . فَكَبَّرْنَا . فَقَالَ «
أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ » . فَكَبَّرْنَا . فَقَالَ «
أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ » . فَكَبَّرْنَا . فَقَالَ «
مَا أَنْتُمْ فِى النَّاسِ إِلاَّ كَالشَّعَرَةِ السَّوْدَاءِ فِى جِلْدِ ثَوْرٍ
أَبْيَضَ ، أَوْ كَشَعَرَةٍ بَيْضَاءَ فِى جِلْدِ ثَوْرٍ أَسْوَدَ »[1]
Artinya:”Ishaq bin Nash telah menceritakan kepada kami
Abu Usamah telah menceritakan kepada kami dari A’masy, Abu Shalih telah
menceritakan kepada kami dari Abu Sa'id Al-Khudriy Ra. dari Nabi Saw. bersabda:
"Allah Swt. berfirman:"Wahai Adam”. Nabi Adam As. menjawab: "Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala
kebaikan berada di tangan-Mu". Kemudian Allah berfirman:
"Keluarkanlah utusan neraka". Adam bertanya; "Apa yang dimaksud
dengan utusan neraka? (berapa jumlahnya?)". Allah berfirman: "Dari
setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh Sembilan dijebloskan ke neraka!,
Ketika perintah ini diputuskan, maka anak-anak belia menjadi beruban, dan
setiap wanita hamil kandungannya berguguran dan kamu lihat manusia mabuk
padahal mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka melihat) siksa Allah yang
sangat keras". (QS. Alhajj:2). Para shahabat bertanya; "Wahai Rasulullah, adakah
diantara kami seseorang yang selamat?". Beliau bersabda:"Bergembiralah, karena setiap seribu
yang dimasukkan ke dalam neraka, dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus
sembilan puluh sembilannya dari Ya'juj dan Ma'juj". Kemudian Beliau
bersabda: "Dan demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku berharap
kalian menjadi di antara seperempat ahlu surga". Maka kami bertakbir.
Kemudian Beliau bersabda lagi: "Aku berharap kalian menjadi di antara
sepertiga ahlu surga". Maka kami bertakbir lagi. Kemudian Beliau bersabda
lagi: "Aku berharap kalian menjadi di antara setengah ahlu surga".
Maka kami bertakbir sekali lagi. Lalu Beliau bersabda: "Tidaklah keberadaan
kalian di hadapan manusia melainkan bagaikan bulu hitam pada kulit sapi jantan
putih atau bagaikan bulu putih yang ada pada kulit sapi jantan hitam”.
Hadis ini diriwayatkan oleh imam al-Bukhariy,
dan sebagai pendukung dari hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal.
Periwayatan Ahmad bin Hanbal mempunyai dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
sama-sama berasal dari sahabat yang sama seperti yang diriwayatkan oleh imam
al-Bukhariy yaitu Abu Sa’id al-Khudriy, namun imam al-Bukhariy berguru kepada
Ishaq bin Nashir, sedangkan Ahmad bin Hanbal berguru kepada Waki’. Adapun untuk
jalur yang kedua dari periwayatan Ahmad bin Hanbal datang dari sahabat ‘Imran
bin Husain, yaitu:
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ “أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَقَدْ تَفَاوَتَ بَيْنَ
أَصْحَابِهِ السَّيْرُ رَفَعَ بِهَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ صَوْتَهُ” { يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ }.حَتَّى بَلَغَ آخِرَ الْآيَتَيْنِ قَالَ
فَلَمَّا سَمِعَ أَصْحَابُهُ بِذَلِكَ حَثُّوا الْمَطِيَّ وَعَرَفُوا أَنَّهُ
عِنْدَ قَوْلٍ يَقُولُهُ فَلَمَّا تَأَشَّبُوا حَوْلَهُ قَالَ أَتَدْرُونَ أَيَّ
يَوْمٍ ذَاكَ قَالَ ذَاكَ يَوْمَ يُنَادَى آدَمُ فَيُنَادِيهِ رَبُّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى يَا آدَمُ ابْعَثْ بَعْثًا إِلَى النَّارِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَمَا
بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ
فِي النَّارِ وَوَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ قَالَ فَأَبْلَسَ أَصْحَابُهُ حَتَّى مَا
أَوْضَحُوا بِضَاحِكَةٍ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ قَالَ اعْمَلُوا وَأَبْشِرُوا
فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّكُمْ لَمَعَ خَلِيقَتَيْنِ مَا
كَانَتَا مَعَ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا كَثَرَتَاهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَمَنْ هَلَكَ
مِنْ بَنِي آدَمَ وَبَنِي إِبْلِيسَ قَالَ فَأُسْرِيَ عَنْهُمْ ثُمَّ قَالَ
اعْمَلُوا وَأَبْشِرُوا فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ فِي
النَّاسِ إِلَّا كَالشَّامَةِ فِي جَنْبِ الْبَعِيرِ أَوْ الرَّقْمَةِ فِي ذِرَاعِ
الدَّابَّةِ[2].
Artinya:”Yahya telah menceritakan kepada
kami dari Hisyam, Qatadah telah menceritakan kepada kami dari Al-Hasan dari
'Imran bin Hushain bahwa Rasulullah Saw. dalam suatu perjalanan -sementara
jarak antara sahabatnya berjauhan- beliau membaca dengan keras ayat ini:”(Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar, (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu,…)-hingga akhir ayat kedua-. Ketika
para sahabatnya mendengar itu, mereka mempercepat langkah karena mereka tahu pasti akan ada yang
akan beliau katakan. Maka, tatkala mereka telah bergabung disekitar beliau, beliau bersabda:
"Apakah kalian tahu, hari apakah itu? Beliau melanjutkan: "Itu adalah
hari dimana Adam dipanggil, Allah Swt. memanggilnya;"Wahai
Adam, utuslah suatu utusan ke neraka! Adam berkata; "Ya Rabbi apa yang
akan aku utus ke neraka? Allah menjawab:"Utuslah dari setiap seribu,
sembilan ratus sembilan puluh sembilan ke neraka dan satu ke surga". Mendengar itu, para sahabatnya
terdiam dan bersedih hingga tidak ada yang nampak dari mereka tertawa. Ketika
beliau melihat kondisi seperti itu, beliau bersabda:"Beramallah dan
bergembiralah, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sesunguhnya kalian bersama dua makhluk
yang mereka berdua tidak bersama sesuatupun kecuali mereka menyainginya yaitu
Ya'juj dan Ma'juj dan siapa saja yang celaka dari keturunan Adam dan keturunan
Iblis. perawi berkata; Lalu beliau menghilangkan kesedihan mereka. kemudian
beliau bersabda: "Berbuatlah dan bergembiralah, demi dzat yang jiwa
Muhammad berada ditangan-Nya, tidaklah kalian berada ditengah-tengah manusia
melainkan tahi lalat yang berada di lambung unta atau tanda yang berada di
lengan binatang melata".
رسول
الله
|
رسول
الله
|
الأعمش
|
أبو
سعيد الخدري
|
أبو
صالح
|
إسحاق
بن نصر
|
أبو
أسامة
|
البخاري
|
أبو
صالح
|
أبو
سعيد الخدري
|
أحمد
بن حنبل
|
وكيع
|
الأعمش
|
حسن
|
عمران
بن حصين
|
هشام
|
قتادة
|
يحيى
|
رسول
الله
|
أحمد بن حنبل
|
b.
Peneltian Kualitas Hadis
1.
Peneltian Sanad
Adapun jalur yang diteliti adalah jalur periwayatan dari
Ahmad bin Hanbal:
a. Abu Sa’id al-Khudriy
Namanya adalah Abu Sa’id al-Khudriy Sa’ad bin Malik bin
Sinan bin ‘Ubaid bin Tsa’labah bin ‘Ubaid bin al-Abjar.[3] Dia
merupakan seorang sahabat yang lebih dikenal dengan kuniyah-nya, yang ikut
serta dalam perang Uhud dan syahid bersama ayahnya dalam peperangan ini.[4]
Dia meriwayatkan hadis dari Rasulullah, Abu Bakar, ‘Umar,
‘Usman, ‘Ali, Zaid bin Tsabit dal lain-lain. Adapun yang meriwayatkan hadis
darinya adalah; dari kalangan sahabat di antaranya; Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar,
Jabir, Mahmud bin Lubaid, Abu Umamah bin Sahl, Abu al-Thufail, dan dari
kalangan tabi’in di antaranya; Ibnu Musayyab, Abu Usman al-Hindiy,
Thariq bin Shihab, Ubaid bin Umair, Atha’, ‘Iyadh bin ‘Abdillah, Basyar bin
Sa’id, Mujahid, Abu Mutawakkal, Abu Nadhraoh, Ma’bad bin Sirin, Abdullah bin
Muhairis.[5] Dia
merupakan sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan termasuk afqah al-shahȃbah
(sahabat yang paling faqih).[6]
b. Abu Shalih[7]
Namanya adalah Zakwan Abu Shalih al-Saman al-Ziyad. Dia
merupakan budak dari Juwairiyah binti al-Haris al-Ghatafaniy al-Madiniy. Dia
tinggal di Kufah, dan orang tua dari Suhail. Dia mendengar hadis dari Abu
Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudriy. Adapun yang meriwayatkan hadis
darinya adalah; Atha’ bin Abi Rabah, Amr bin Dinar, Hamid bin Hilal, Abu
Hushain, Samiy, Abdurrahman bin al-Asbahaniy, al-A’masy, dan lain-lain. Abu
Hatim berkata Abu Shalih merupakan orang yang tsiqah dan shȃlih hadisnya.
Yahya bin Sa’id berkata dia merupakan tsiqah-tsiqah. Dalam hal ini tidak
didapati adanya ulama yang memberikan pen-jarh-an terhadap beliau. Dia
meninggal pada tahun 101 H di kota Madinah.
c. Al-A’masy
Namanya adalah Sulaiman bin Mahran Abu Muhammad al-A’masy
al-Kahiliy. Dia lahir di kota ibunya yaitu Tibristan pada tahun 61H. Dia meriwayatkan
hadis dari; Sa’id, Jubair, Sya’biy, Ibrahim, Abu Wa’il, Mujahid, Abu Shalih
al-Saman, dan lain-lain. Adapun yang meriwayatkan hadis darinya adalah;
Su’bah, al-Tsauriy, Ibnu ‘Uyainah, Abu ‘Uwanah, Hafzh bin Ghiyats, Waki’,
Abu Usamah, dan lain-lain.
Sufyan bin ‘Uyainah berkata: “A’masy merupakan orang yang
paling hafiz terhadap hadis, dan paling tahu dengan ilmu Farȃ’idh”.
Yahya bin al-Qatthan juga berkata:”A’masy merupakan al-‘alȃmah fi al-Islaam (orang
yang banyak tahu denga hadis Rasul)”. Dia wafat pada tahun 147 H.[8]
d. Waki’
Namanya adalah Waki’ bin Jarrah bin Malih bin ‘Addiy bin
Fars Abu Sufyan al-Ru’asiy yang lahir tahun 129 H. Dia mendengar hadis dari; Isma’il
bin Abi Khalid, al-A’masy, Su’bah, Ali bin al-Mubarak, dan lain-lain. Adapun
yang meriwayatkan hadis darinya adalah; al-Humaidiy, Muhammad bin Salam, Yahya
bin Ja’far bin A’yaan, Yahya bin Musa, Ahmad bin Hanbal, dan lain-lain.
Salim bin Hanadah berkata;”Waki’ merupakan afqah
al-nȃss (orang yang paling faqih)”. Ibnu ‘Ammar juga berkata:“Tidak
seorangpun yang kutemui di Kufah yang lebih faqih dan lebih tahu tentang hadis
dari pada Waki’. Muhammad bin Mas’ud berkata bahwa “Waki mempunyai kesalahan
pada lafaz hadisnya sekitar lima ratus hadis. Ali bin al-Madini juga berkata
bahwa “Waki lahn dalam hadisnya walaupun aku juga mengambil hadis
darinya”.[9]Dia
meninggal pada tahun 197 H. [10]
e. Ahmad bin Hanbal[11]
Namanya adalah Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin
Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin ‘Abdillah bin Hayan bin ‘Abdillah bin
Anas bin Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Zahl Tsa’labah bin ‘Ukabah
bin Shu’ab bin ‘Aliy bin Bakar bin Wa’il bin al-Zuhliy al-Syaibaniy al-Maruziy
al-Bagdadiy. Dia lahir pada tahun 164 H.
Di antara gurunya adalah; Ibrahim bin Sa’ad, Hasyim bin
basyir, Sufyan bin ‘Uyainah, Walid bin Muslim, Waki’, dan lain-lain. Adapun di
antara muridnya adalah al-Bukhariy, Muslim, Abu Daud, al-Tirmiziy, Ibnu Majah,
anaknya ‘Abdullah, anak pamannya Hanbal bin Ishaq, gurunya ‘Abd al-Razzaq, dan
lain-lain.
Ishaq bin Rahawaih berkata Ahmad bin Hanbal merupakan hujjah
antara Allah dan makhluk-Nya. Al-Naqiliy juga mengungkapkan bahwa Ahmad bin
Hanbal nerupakan seorang tokoh dari tokoh-tokoh agama. Dia meninggal tahun 241
H.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari jalur sanad
di atas, maka hadis ini adalah shahȋh al-isnȃd (sahih sanad-nya),
karena semua rawi dalam jalur periwayatannya adalah bersambung dan tidak ada di
antara rawinya yang terkena jarh.
2.
Penelitian Matan
Matan hadis ini sesuai dengan ayat al-Quran yang juga
mengisyaratkan bahwa kelompok Ya’jȗj dan Ma’jȗj merupakan bagian
dari golongan manusia juga. Seperti firman Allah Swt:
#Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ tû÷üt/ Èûø¡9$# yy`ur ÆÏB $yJÎgÏRrß $YBöqs% w tbrß%s3t tbqßgs)øÿt Zwöqs% ÇÒÌÈ (#qä9$s% #x»t Èû÷ütRös)ø9$# ¨bÎ) ylqã_ù't ylqã_ù'tBur tbrßÅ¡øÿãB Îû ÇÚöF{$# ö@ygsù ã@yèøgwU y7s9 %¹`öyz #n?tã br& @yèøgrB $oYuZ÷t/ öNßgoY÷t/ur #ty ÇÒÍÈ
Artinya:”Hingga ketika dia sampai di antara
gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung tersebut) suatu kaum yang tidak
memahami pembicaraan. Mereka berkata wahai Dzulqarnain sungguh Ya’juj dan
Ma’juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami
membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan
mereka?”. (al-Kahf: 93-94).
Kemudian, juga tidak ditemui adanya hadis lain yang lebih
kuat yang bertentangan dengan hadis ini, serta susunan redaksi hadis tersebut
juga menunjukkan bahwa perkataan tersebut berasal dari Nabi Saw. Dengan
demikian, disimpulkan bahwa hadis ini adalah shahȋh sanad dan matan-nya.
[1]Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismȃ’ȋl al-Bukhȃriy, Op. Cit., h. 640. Kitab: Ahȃdȋs al-Anbiyȃ’, Bab: Qissshah Ya’jȗj
wa Ma’jȗj fȋ qaulillȃhi Ta’ȃlȃ;” qȃlȗ yȃ Dzalqarnanin, Hadis no. 3348.
[2] Abu ‘Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilȃl bin Asad bin
al-Syainiy, Op. Cit., juz. 33, h. 134. Hadis no. 19901
[3]Abu Zakariyȃ Mahy al-Dȋn bin Syarf al-Nawȃwiy, Tahzȋb al-Asmȃ’ wa
al-Lughȃt, (Bairut: Dȃr al-Kutub al-‘Ilmiyah, tth), juz. 1, h. 607
[4]Ahmad bin ‘Aliy bin Hajar Abu Faldh al-‘Asqalȃniy al-Syȃfi’iy, Al-ishȃbah......, juz. 3, h. 78
[7] Ahmad bin Muhammad bin Husain bin Hasan Abu
Nȃshir al-Bukhȋriy al-Kalȃbaziy, Al-Hidȃyah wa al-Irsyȃd fȋ Ma’rifah Ahl
al-Tsiqqah wa al-Saddȃd (Rijȃl Shahȋh al-Bukhȃriy), (Beirut: Dȃr al-Ma’rifah,
1407H), juz. 1, h. 243
[8]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Siyar....,
juz. 6, h. 226-247
[9]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Tazkirah....,juz.
1, h. 225
[11]Syams al-Dȋn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy, Siyar...., juz.
11, h. 177-185
No comments:
Post a Comment