Sunday, September 29, 2019

Majusi dalam al Qur'an menurut Quraish Shihab


1.    Majûsi
Menurut M. Quraish Shihâb, Majûsi dikenal sebagai orang-orang yang percaya dan mengikuti ajaran Zaradasyt, namun sejarah dan masa hidup tokoh ini tidak jelas. Ada yang menduga bahwa agama ini muncul pada abad ke enam SM. Kitab sucinya pun tidak adalagi setelah Alexander The Great masuk dan menguasia Iran, walaupun kemudian ditulis kembali pada masa raja-raja Sasȃn dan dinamai Zandavesta. Menurutnya penganut kepercayaan ini bersekte-sekte, namun pada prinsipnya mereka mengakui adanya dua penguasa dan pengatur kebaikan dan kejahatan, yaitu Tuhan cahaya yang bernama Yazdȃn atau Ahuramazda dan Tuhan gelap yaitu Ahrumun. Mereka meyakini bahwa adanya malaikat-malaikat serta berusaha mendekatkan diri kepadanya namun mereka tidak menyembah berhala, mereka menyembah api. Penganut ini banyak berkembang dan menetap di Iran, India, dan Cina.[1]
Majûsi disebutkan Allah SWT. hanya pada QS. al-Hajj ayat 17.[2]
bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#ur (#rߊ$yd tûüÏ«Î7»¢Á9$#ur 3t»|Á¨Y9$#ur }¨qàfyJø9$#ur tûïÏ%©!$#ur (#þqà2uŽõ°r& ¨bÎ) ©!$# ã@ÅÁøÿtƒ óOßgoY÷t/ tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky­ ÇÊÐÈ       
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabiun orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah SWT.akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah SWT. menyaksikan segala sesuatu.

Menurut M. Quraish Shihab, pada ayat ini Allah. SWT. membicarakan tentang aneka agama-agama serta apa yang akan mereka hadapi di hari kemudian. Dan pada ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Allah SWT.  mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah serta akan memberikan balasan sesuai amal perbuatan mereka.[3]
Dapat disimpulkan bahwa Majûsi menurut M. Quraish Shihab adalah mereka yang meyakini adanya malaikat-malaikat serta berusaha mendekatkan diri kepadanya meskipun mereka tidak menyembah berhala,  mereka hanya menyembah api.



[1] M. Quraish Shihâb, al-Misbâh, op, cit., Vol 9, hal. 29
[2] Muhammad Fuâd Abdul Bâqi, al-Mu’jam, op. cit., hal. 667
[3] M. Quraish Shihâb, al-Misbâh, op. cit., Vol 9,  hal. 28

No comments:

Post a Comment