Sunday, September 29, 2019

Dakwah Keagamaan menurut Quraish Shihab


1.    Dakwah Keagamaan[1]
Salah satu kewajiban Muslim adalah berbelas kasihan kepada manusia dan menyayangi mereka. Sikap lembut dalam menyampaikan kebenaran yang diutarakan dengan kasih sayang dan tanpa merendahkan dan menghinakan orang-orang yang melakukan kedurhakaan adalah salah satu penyebab meresapnya hidayah ke dalam hati. Hanya dengan cara inilah dakwah dapat diterima oleh banyak fihak.
Allah SWT. ternyata telah menjelaskan tentang metode dakwah yang tepat dan mudah diterima. Dalam Q.S. Al-Nahl ayat 125. 
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ  
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
   Menurut M. Quraish Shihab, pada ayat sebelumnya Allah SWT. menjelaskan tentang Nabi Ibrâhîm AS. sebagai pemimpin yang memiliki sifat-sifat yang mulia, penganut agama tauhîd, maka dalam ayat ini Allah SWT. memberikan tuntunan kepada Nabi untuk mengajak manusia kepada agama tauhîd, yaitu agama Nabi Ibrâhîm AS. yang pribadinya diakui oleh penduduk Jazirah Arab yaitu  Yahûdi dan Nasrânî.[2]
M. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa Allah SWT. meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umat manusia di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah, Pertama, Allah SWT. menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa dakwah ini adalah dakwah untuk agama Allah SWT. sebagai jalan menuju ridha-Nya, bukan untuk pribadi orang yang berdakwah atau golongan dan kaumnya. Rasul SAW. diperintahkan untuk membawa manusia ke jalan Allah SWT. semata. Kedua, Allah SWT. menjelaskan kepada Rasul agar berdakwah dengan hikmah, hikmah itu mengandung beberapa arti: [3]
a.       Pengetahun tentang rahasia dan faedah segala sesuatu. Dengan pengetahuan sesuatu itu dapat diketahui keberadaannya.
b.      Perkataan yang tepat dan benar menjadi argumen untuk menjelaskan mana yang haq dan mana yang bâthil.
c.       Mengetahui hukum-hukum al-Qur`an, paham agama, takut kepada Allah SWT. serta benar perkataan dan perbuatan.
Ketiga, Allah SWT. menjelaskan bahwa bila terjadi perdebatan dengan kaum Musyrik dan Ahli Kitâb, agar membantah meraka dengan cara yang baik. Keempat, akhir dari segala usaha itu adalah iman kepada Allah SWT. karena hanya Dialah yang menganugerahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain ataupun dirinya sendiri.[4] Ayat ini membuktikan bahwa Islam itu sangatlah indah, tidak selamanya jihad dan dakwah dalam Islam itu dengan pedang, kerena di dalam Islam juga diatur agar berdakwah dengan hikmah.
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa setidaknya cara dakwah yang baik adalah dengan menggunakan uslûbul inshȃf. Pembicara tidak secara jelas menyalahkan lawan bicaranya, bahkan boleh jadi memberi kesan kebenaran pada pihak lawan bicara. M. Quraish Shihȃb memberikan contoh redaksi yang menyatakan “ kepercayaan kita memang berbeda bahkan bertolak belakang, sehingga pasti salah satu di antara kita ada yang benar dan ada pula yang salah. Mungkin kami yang benar mungkin juga Anda, dan mungkin juga kami yang salah dan mungkin juga Anda “.[5] Dengan demikian dakwah kepada non-Muslim akan lebih mudah diterima tanpa merendahkan mereka disebabkan perbedaan agama yang dianut.
Melalui Q.S. Ali-Imran ayat 64 Allah SWT. juga telah menjelaskan tentang kesatuan sumber agama.
ö@è% Ÿ@÷dr'¯»tƒ É=»tGÅ3ø9$# (#öqs9$yès? 4n<Î) 7pyJÎ=Ÿ2 ¥ä!#uqy $uZoY÷t/ ö/ä3uZ÷t/ur žwr& yç7÷ètR žwÎ) ©!$# Ÿwur x8ÎŽô³èS ¾ÏmÎ/ $\«øx© Ÿwur xÏ­Gtƒ $uZàÒ÷èt/ $³Ò÷èt/ $\/$t/ör& `ÏiB Èbrߊ «!$# 4 bÎ*sù (#öq©9uqs? (#qä9qà)sù (#rßygô©$# $¯Rr'Î/ šcqßJÎ=ó¡ãB ÇÏÍÈ  
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Ayat ini menunjukkan kesungguhan Nabi Muhammad SAW. yang sangat besar terhadap orang-orang Yahudi dan Nashrani agar dapat menerima ajakannya untuk memeluk agama Islam dan mengesakan Allah SWT. Pada ayat ini Allah SWT. memerintahkan kepada Nabi untuk mengajak semua fihak terutama Ahli Kitab dengan cara yang lebih simpati dan lebih halus dari yang lalu. Dalam dakwahnya kali ini, ia tidak sedikitpun memberi kesan adanya kelebihan dalam diri beliau maupun umat Islam.[6]
Bahwa dakwah yang paling tepat menurut M. Quraish Shihab adalah dengan mencoba masuk kedalam pemikiran mereka tanpa merendahkan pemikiran mereka dan disampaikan dengan dengan cara yang lebih simpati dan lebih halus.    


[1] Tema ini juga dijadikan sebagai tema sub judul oleh M. Quraish Shihâb dalam bukunya,  Lentera al-Qur`an, op, cit., hal. 59
[2] M. Quraish Shihâb, al-Misbah., Vol 9, op, cit., hal. 417
[3] Ibid., hal. 418
[4] M. Quraish Shihâb, al-Misbah, ibid., Vol 9, hal. 418-419
[5] M. Quraish Shihâb, al-Misbah, ibid., Vol 11, hal. 380
[6] M. Quraish Shihâb, al-Misbah, ibid., Vol 2, hal. 115  

No comments:

Post a Comment